Bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya saja. Lombok juga dikenal dengan kain tenun sasak yang khas. Ternyata kain tenun Lombok juga memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan kehidupan sehari-hari Suku Sasak. Suku Sasak merupakan masyarakat lokal asli dari Lombok yang masih ada hingga saat ini.
Masyarakat khas Lombok memang terkenal dengan keahliannya dalam membuat kain tenun. Dalam bahasa Sasak, menenun juga diartikan sebagai Sesek. Konon katanya perempuan yang sudah dewasa dan siap berumah tangga sudah pandai dalam menenun. Lantas apa saja motif dan keistimewaan dari kain ini? Berikut adalah penjelasannya.
Filosofi Pembuatan Kain Tenun Khas Daerah Lombok
Ternyata Lombok memiliki 2 jenis kain tradisional, yaitu kain tenun ikat dan kain tenun songket. Hal yang menjadi pembeda antara kain tenun ikat dan kain tenun songket terletak pada warna, corak, dan fungsinya.
Kain tenun ikat umumnya hadir dengan motif yang jauh lebih sederhana. Coraknya berupa garis horizontal atau vertikal saja. Kesederhanaan ini juga mencerminkan kegunaan dari kain tenun ikat itu sendiri. Jenis kain lebih sering digunakan oleh Suku Sasak, suku asal Lombok dalam kesehariannya.
Lain halnya dengan kain tenun songket. Kain tenun songket umumnya hadir dengan corak yang beragam. Ciri khas kain ini biasanya hadir dengan warna yang lebih full colour. Kain tenun songket umumnya terbuat dari benang katun yang berasal dari kapas. Bagian benangnya juga kaya akan warna emas atau perak.
Material untuk Membuat Kain Tenun Lombok
Pada umumnya kain tenun khas daerah Lombok terbuat dari bahan-bahan alami berupa kapas pilihan yang kemudian dipintal menjadi gulungan benang. Pintalan benang tersebut nantinya akan diberi warna menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bunga, kulit pohon, daun-daunan, dan lain sebagainya.
Contohnya warna merah berasal dari akar mengkudu, sari biji pisang, kulit pohon, dan lainnya. Sedangkan warna biru berasal dari tanaman tarum atau tanaman indigofera tinctoria. Warna abu-abu berasal dari daun mangga dan tanaman suji. Begitu pula untuk berbagai variasi warna lainnya yang berasal dari bahan-bahan alami.
Apabila sudah mendapatkan warna yang sesuai, maka pintalan benang dari serat kapas tersebut akan dicelupkan ke dalam ember yang sudah diberi berbagai macam warna. Proses pewarnaan tidak akan memakan waktu lama, cukup beberapa hari saja hingga semua benang benar-benar kering dengan sempurna.
Aneka Motif Kain Tenun Lombok
Semua proses pembuatan kain tenun khas Lombok dimulai dari pintalan. Setelah itu untaian benang akan digulung dan dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan. Setidaknya ada 2 jenis motif kain khas Lombok yang terkenal yaitu songket dan rangrang. Namun aneka motifnya bukan hanya sekedar itu, ini dia 5 aneka motif kain tenun khas Lombok.
1. Motif Enggok
Enggok merupakan salah satu motif kain tenun songket khas Nusa Tenggara Barat yang cukup terkenal. Enggok merupakan motif yang sifatnya turun-temurun dan dikenal sebagai pakaian adat Suku Sasak. Kain tenun dengan motif enggok biasanya digunakan untuk acara nyongkolan, khitanan, dan pesta pernikahan.
Nyongkolan sendiri merupakan prosesi pengantaran pengantin wanita yang diiringi oleh musik dan wanita suku Sasak. Konon katanya jika seorang laki-laki membantu dalam acara tersebut, maka karakternya akan menyerupai perempuan. Saat ini sajadah tenun juga serimg dijadikan sebagai salah satu pelengkap dalam seserahan pernikahan.
2. Motif Wayang
Motif yang sering kali digunakan pada kain tenun Lombok ini biasanya memiliki arti dan filosofi yang cukup dalam. Arti dari motif ini adalah gambaran dua objek berupa manusia dan payung. Kain tenun dengan motif wayang juga sering digunakan dalam acara pernikahan. Gambar 2 sosok menggunakan payung menggambarkan calon pasangan pengantin.
Kain tenun dengan motif wayang juga bermakna jika manusia tidak akan dapat hidup seorang diri. Melainkan membutuhkan pasangan untuk bisa menjalani hidup. Warna yang digunakan pada motif wayang biasanya menggunakan warna yang terang dan mencolok.
3. Motif Subahnale
Subahnale merupakan salah satu motif kain tenun khas Nusa Tenggara Barat yang cukup terkenal. Bahkan kain tenun dengan motif ini juga memiliki harga yang cukup fantastis. Meski dikenal dengan harga yang tinggi, namun arti dan makna dari kain tenun motif subahnale juga cukup dalam.
Bagi pemakainya kain tenun ini bisa menghantarkan rasa ikhlas, kesabaran, dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Motif subahnale biasanya lebih menonjolkan gambar bunga dan dikelilingi dengan geometris yang saling berhubungan dan tebal. Sekilas motif subahnale akan terlihat seperti kurungan lebah.
4. Motif Rangrang
Rangrang merupakan motif kain tenun yang berasal dari perpaduan kain tradisional Bali. Dikenal dengan rangrang karena kain ini memiliki motif zig-zag dengan kombinasi warna yang cerah dan mencolok. Cara pemakaian kain tenun motif rangrang juga terbilang cukup mudah dan bisa dipadukan dengan berbagai jenis pakaian.
Contohnya pakaian kebaya tradisional, pakaian ibadah, maupun bawahan kain. Menariknya ada banyak sekali wisatawan yang mengincar motif tenun rangrang yang sudah dikreasikan menjadi kerajinan tangan dalam bentuk tas.
5. Motif Merak
Motif kain tenun satu ini juga dikenal dengan istilah keker. Motif ini terinspirasi dari burung merak. Kain tenun motif merak ini cukup banyak digunakan untuk acara ibadah dan ritual kebudayaan. Motif merek memiliki makna kebahagiaan dan kedamaian. Motif merak juga dikenal dengan makna bulan madu bagi para pengantin baru.
Itu dia penjelasan seputar kain tenun Lombok yang sering digunakan untuk membuat sajadah. Bagaimana, apakah Anda juga ingin membuat sajadah dari kain tenun khas Lombok ini?
Apabila Anda menginginkan sajadah custom yang sesuai dengan desain yang Anda inginkan, maka Anda bisa menghubungi Sajadahcustom.com. Kami siap melayani mengenai pesanan sajadah custom sesuai dengan kebutuhan Anda. Jadi tunggu apalagi? Segera hubungi kami sekarang juga.