I’tikaf merupakan salah satu bentuk ibadah yang paling ditunggu-tunggu pada 10 hari terakhir Ramadhan. Sebab terdapat banyak sekali keutamaan i’tikaf di bulan Ramadhan. Meski terkesan sederhana, namun bentuk ibadah ini menyimpan banyak sekali kebermanfaatan.
Sebenarnya i’tikaf dapat dilakukan kapan saja tidak harus pada bulan suci Ramadhan. Namun amalan ini lebih utama dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadhan atau ketika malam lailatul qadar. I’tikaf juga merupakan amalan yang sering dilaksanakan oleh Nabi Muhammad.
Lantas, sebenarnya apa itu i’tikaf? Bagaimana dasar hukumnya dalam agama Islam? Apa saja keutamaan i’tikaf, terutama ketika dilakukan di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan? Nah agar Anda lebih memahami hal-hal seputar i’tikaf, yuk simak penjelasan berikut ini.
Mengenal Apa Itu I’tikaf
![Melakukan ibadah i'tikaf, Sumber: bisnis.com](https://sajadahcustom.com/wp-content/uploads/2023/12/Melakukan-ibadah-itikaf.jpg)
Apa sih i’tikaf itu? I’tikaf adalah bentuk amalan sunnah yang umumnya dilakukan umat muslim ketika memasuki 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. Amalan ini juga memiliki keutamaan yang cukup besar dan menjadi salah satu upaya meraih keutamaan lailatul qadar.
I’tikaf sendiri dapat diartikan berdiam diri di masjid dalam rangka bermuhasabah atas perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan dan mencari keridhoan Allah. Seseorang yang sedang beri’tikaf disebut sebagai mu’takif.
Sebenarnya i’tikaf boleh dilakukan kapan saja, namun umumnya dilaksanakan pada 10 malam terakhir di bulan suci Ramadhan yang memiliki banyak sekali keutamaan. Hal ini juga sesuai dengan hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah Radhiyallahu anha (RA) yang berbunyi:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam biasa beri’tikaf di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat” (Muttafaqun ‘alaih).
Sedangkan menurut kamus bahasa Arab, i’tikaf berasal dari kata ‘akafa yang memiliki banyak makna. Mulai dari mengurung diri, menetap, atau menghalangi. Namun hakikat perbedaan ini hanya dalam syarat, rukun, serta kelebihan dan kekurangannya saja.
Hukum Melaksanakan I’tikaf
Awalnya hukum i’tikaf adalah sunnah, namun bisa menjadi wajib apabila dinazarkan oleh seseorang. Selain itu bentuk amalan sunnah ini juga bisa menjadi haram jika dilakukan oleh seorang istri tanpa izin suaminya.
Bahkan i’tikaf juga bisa menjadi ma’ruf apabila dilakukan oleh perilaku atau berdandan yang mampu mengundang perhatian orang lain. Meski terkesan sederhana, namun perbuatan semacam ini dapat mengandung fitnah walaupun telah disertai dengan izin.
Keutamaan I’tikaf Pada 10 Hari Terakhir Ramadhan
![I'tikaf selama bulan Ramadhan, Sumber: webane.net](https://sajadahcustom.com/wp-content/uploads/2023/12/Itikaf-selama-bulan-Ramadhan.jpg)
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh pahala, setiap amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Bahkan pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam di mana setiap amalan jauh lebih baik daripada ibadah 1000 bulan.
Malam tersebut dikenal sebagai lailatul qadar yang biasanya terdapat pada 10 hari terakhir Ramadhan. Selama 10 hari terakhir Ramadhan sebagian besar umat muslim juga akan memaksimalkan amal ibadahnya dengan melakukan i’tikaf di masjid.
Sebagai bentuk ibadah, i’tikaf dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid menggunakan perlengkapan untuk sholat lengkap dalam rangka mencari keridhoan Allah. Nah berikut merupakan beberapa keutamaan i’tikaf masjid yang sayang untuk dilewatkan.
1. Mencari Malam Lailatul Qadar
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwasanya i’tikaf merupakan salah satu bentuk amalan sunnah yang dapat dilakukan kapan saja. Namun sangat disarankan untuk dilakukan pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan mencari malam lailatul qadar. Sebab semua amalan yang dilakukan pada malam lailatul qadar memiliki nilai yang jauh tinggi bagus dibandingkan amalan-amalan yang dilakukan pada malam-malam lainnya.
Jadi agar bisa bertemu dengan malam lailatul qadar, Anda harus memperbanyak ibadah pada malam hari. Dengan melakukan i’tikaf, maka Anda akan lebih fokus dalam memperbanyak kegiatan ibadah selama bulan suci Ramadhan.
Baik itu berdzikir, membaca Al-Quran dan tafsirnya, sholat qiyamul lail, shalat hajat dan berbagai kegiatan bermanfaat lainnya. Jika beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, kesempatan untuk bisa bertemu dengan malam lailatul qadar menjadi lebih besar.
2. Menjauhkan Diri dari Api Neraka
Keutamaan melakukan amalan i’tikaf selanjutnya adalah menjauhkan diri dari api neraka. Lantas benarkah beri’tikaf mampu menjauhkan diri dari api neraka? Manfaat beri’tikaf dapat menjauhkan diri dari api neraka juga sesuai dengan hadits keutamaan i’tikaf berikut ini:
“Barangsiapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat”, (HR Imam Thabrani dan Imam Baihaqi).
3. Menjadi Ladang Pahala
Selain itu, beri’tikaf juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencari ladang pahala. Sebab diamnya di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Selama terjaga, umat muslim akan mengisi waktunya dengan berzikir, tilawah, berdoa, dan bertafakur.
Bahkan dalam kondisi tidur sekalipun seseorang yang beri’tikaf tetap akan mendapatkan pahala yang besarnya tidak bisa didapatkan oleh orang yang tidur di rumahnya. Sebab tidurnya itu juga termasuk ke dalam rangkaian i’tikaf.
4. Menjalankan Sunnah Rasul
I’tikaf yang dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadhan merupakan salah satu bentuk amalan sunnah Rasulullah. Nabi Muhammad tidak pernah meninggalkannya. Bahkan pada Ramadhan terakhir sebelum wafat, Rasulullah tetap beri’tikaf selama 20 hari.
Begitu pula dengan istri beliau dan para sahabat Nabi Muhammad. Bahkan setelah sepeninggalan Rasulullah, mereka selalu beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan. Jadi dengan menunaikan i’tikaf, maka Anda juga ikut menjalankan sunnah rasul.
5. Ajang untuk Mengevaluasi Diri
![Menjadi ajang evaluasi diri, Sumber: suaramuslim.net](https://sajadahcustom.com/wp-content/uploads/2023/12/Menjadi-ajang-evaluasi-diri.jpg)
Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa evaluasi diri merupakan hal yang paling sulit untuk dilakukan oleh manusia, meskipun itu terhadap dirinya sendiri. Bahkan akan jauh lebih mudah mengevaluasi diri orang lain namun sulit jika harus mengevaluasi diri sendiri.
Evaluasi diri juga dapat dijadikan sebagai proses atau pegangan yang akan membawa Anda agar bisa mencapai hikmah dan perbaikan diri. Tanpa adanya evaluasi, maka manusia akan terjebak dan tersesat karena hanya terbawa oleh diri dan nafsu pribadinya.
6. Meningkatkan Kekhusyukan Beribadah
Keutamaan i’tikaf selanjutnya adalah meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah. Selama beri’tikaf, umat muslim akan banyak berdiam diri di masjid dan dikelilingi oleh orang-orang yang juga khusyuk dalam ibadahnya.
Selama beri’tikaf Anda bisa lebih fokus mengenai bagaimana beribadah yang baik dan benar ketika menghadap Allah, bukan lagi masalah keduniawian. I’tikaf dapat membantu Anda agar bisa melaksanakan puasa, sholat maupun tadabbur Al-Quran dengan khusyuk dan tuma’ninah.
Itu dia beberapa keutamaan i’tikaf masjid yang senantiasa mengantarkan umat muslim agar menjadi manusia yang lebih baik kedepannya. Sajadah travel custom merupakan salah satu perlengkapan sholat yang siap membuat ibadah i’tikaf menjadi lebih khusyuk.